Di sebuah keluarga mempunyai 2 orang anak cowok kakak beradik. Mereka berdua sedang asik bermain di kebun. Secara tak sengaja si adik menginjak ayam kesayangan ayahnya dan si kakapun tahu. Si adik sangat ketakutan karena telah membunuh ayam kesayangan ayahnya. Si kakak memanfaat keadaan itu.
Adik : "Jangan bilang-bilang sama ayah, ya kak !" ( dengan rasa takutnya)
Kakak : "Aku gak kan bilang sama ayah kok, asal adik mau menuruti kemauanku." (dengan tampang liciknya)
Adik : "Iya, kak?"
Keesokan paginya mereka mau berangkat sekolah, mereka dapat uang jajan dari ayahnya dengan jumlah yang sama. Si kakak memanfaatkan kejadian kemarin untuk meminta uangnya adiknya.
Kakak : " ayam..., ayam.... (sambil bergaya melihat uang yang di pegang adiknya)
Si adik dengan berat hati memberikan sebagian uang sakunya karena rasa takut dibilangin sama ayah. Dan keadaan itu terjadi tiap hari terus menurus. Ketika si adik beli eskrim eskrimnya diminta si kakak dengan memanfaatkan kejadian kemarin yang di kebun.
Kakak : " ayam..., ayam.... (sambil bergaya melihat uang yang di pegang adiknya)
Si adik dengan berat hati memberikan sebagian uang sakunya karena rasa takut dibilangin sama ayah. Dan keadaan itu terjadi tiap hari terus menurus. Ketika si adik beli eskrim eskrimnya diminta si kakak dengan memanfaatkan kejadian kemarin yang di kebun.
"kok setiap hari begini begini terus", si adik dah merasa jenuh, sebel dan tidak ada rasa damai sejahtera, rasa keakutan yang terus menghantuinya. Tidak terima yang seharusnya menjadi haknya dan bisa dinikmati selalu aja di minta kakaknya.
Dan akhirnya si adik memberanikan diri untuk bilang langsung sama ayahnya,kalau sudah membunuh ayam kesayangan ayahnya. Sebenarnya sang ayah sudah tahu dan sudah mengampuni anaknya, tetapi sang ayah cuma diam dan menguji si anak betahan menutupi kesalahannya. Akhirnya si adik lega dan kembali ceria lagi.
Ketika si kakak mau merampas haknya lagi si adik cuma senyum sampai kakaknya jengkel
Kakak : " Dik, udah lupa ya sama perjanjian kita. Ntar kakak bilangin sama ayah!" (tampang serem)
Adik : "Bilang aja kak, wong ayah udah tau kok." (sambil senyam-senyum dah tanpa beban)
Dari cerita di atas, begitu pula dengan dosa kita ketika kita berbuat dosa si iblis yang mengitimidasi kita, dia merampas semua yang seharusnya menjadi hak kita. Dan dosa kita yang mebuat kita takut dan tidak damai sejahtera. Sebenarnya Bapa di sorga sudah tahu dosa yang kita lakukan dan Dia sudah mengampuni dosa kita. Sebenarnya yang Bapa inginkan adalah apakah kita mau mengakui dosa kita di hadapan Bapa? apakah kita memilih untuk hidup didalam dosa dan hidup kita dihantaui intimidasi si iblis?
Ketika si kakak mau merampas haknya lagi si adik cuma senyum sampai kakaknya jengkel
Kakak : " Dik, udah lupa ya sama perjanjian kita. Ntar kakak bilangin sama ayah!" (tampang serem)
Adik : "Bilang aja kak, wong ayah udah tau kok." (sambil senyam-senyum dah tanpa beban)
Dari cerita di atas, begitu pula dengan dosa kita ketika kita berbuat dosa si iblis yang mengitimidasi kita, dia merampas semua yang seharusnya menjadi hak kita. Dan dosa kita yang mebuat kita takut dan tidak damai sejahtera. Sebenarnya Bapa di sorga sudah tahu dosa yang kita lakukan dan Dia sudah mengampuni dosa kita. Sebenarnya yang Bapa inginkan adalah apakah kita mau mengakui dosa kita di hadapan Bapa? apakah kita memilih untuk hidup didalam dosa dan hidup kita dihantaui intimidasi si iblis?
nice artikel ^^ sangat memberkati
BalasHapussalam kenal dari Naomi.
mari berkunjung ke blog saya juga :)
lee-naomi.blogspot.com
JBu